Tulisan ini merupakan unek-unek yang ada di kepala saya dan ingin segera ditumpahkan sebelum lenyap. Tulisan ini berdasarkan pengalaman saya selama bertahun-tahun bergelut di bidang pembuatan website. Nulisnya spontan, jadi mungkin akan banyak typo dan alur yang terbolak balik. Namanya juga spontan :p.
Baiklah, jujur rasanya belum pantas menulis ini, ilmu masih cetek. Tapi saya pikir tidak ada salahnya berbagi meskipun sedikit. Ya nggak?
Sebagai seorang tukang bikin website, atau bahasa kerennya web developer ada beberapa hal yang perlu dilakukan, di antaranya.
-
Brainstorming
Alias duduk bareng dengan klien guna membahas apa saja yang diinginkan oleh si klien. Tidak harus duduk tatap muka, sih. Bisa via telpon atau via chat. Yang penting maksud dan tujuan tercapai. Pada proses brainstorming, sebagai developer yang memiliki pengalaman di bidang ini, kita memiliki peran yang sangat vital. Kita bertugas menggali sebanyak-banyaknya informasi dari klien. Apa saja yang dinginkan, apa saja yang dibutuhkan. Terkadang, klien kurang bisa mendeskripsikan apa yang mereka inginkan dalam bentuk kata-kata. Untuk itu kita dituntut untuk mampu menangkap apa yang mereka maksud. Memberikan contoh-contoh website yang sudah ada barangkali bisa memudahkan pemahaman.
Setelah keinginan tersampaikan, sebagai -sekali lagi- seorang web developer yang sudah berpengalaman, kita perlu mengukur keiginan-keinginan tersebut dengan realitas dan kemampuan kita. Apakah yang mereka inginkan masuk akal, jika masuk akal apakah dapat dikerjakan oleh web developer, dsb. Ketegasan dalam hal ini diperlukan. Jika memang keinginannya tidak masuk akal, atau belum bisa dilakukan sebaiknya katakan di awal. memberikan harapan dengan mengatakan, “akan saya coba cari dulu solusinya” acap kali merepotkan kita di kemudian hari. Harapan sudah diberikan, mau tidak mau harus dikerjakan. Parahnya, jika solusi yang diharapkan mengharuskan kita mempelajarinya terlebih dahulu, waktu pengerjaanpun bisa jadi korban. Berikan alternatif lain jika memungkinkan. Atau tolak permintaannya secara halus jika memang tidak bisa kita lakukan.
Brainstorming berarti juga soal mengapa sebuah fitur harus ada. Terkadang, ada klien yang menginginkan website yang akan dibangun memiliki segudang fitur-fitur yang dia anggap keren. Seorang developer yang baik tentunya harus bisa mengarahkan dan memberikan saran yang terbaik untuk kliennya. Misalnya, sebuah website sekolah tentu tidak perlu memiliki keranjang belanja. Klien yang seperti ini perlu diberitahu bahwa sebuah fitur itu ada karena memang dibutuhkan oleh pengunjung websitenya kelak.
Brainstorming, juga tempat kita mengukur diri dan kemampuan seorang web developer. Setelah informasi tergali, data yang penting tersebut kelak digunakan untuk menentukan hal-hal berikut ini:
- Kompleksitas sebuah proyek
- Lama pengerjaan
- Harga proyek
Data ini penting, lho. Salah menentukan hal-hal di atas bisa berakibat fatal. Memberikan harga murah pada proyek yang kompleks dan sulit dengan pengerjaan berbulan-bulan tentu membuat kita selaku developer rugi. Niatnya dapat untung, eeh malah buntung. Data di atas penting untuk semua pihak, agar developer tetap bisa ‘hidup’ juga klien bisa memperoleh harga yang rasional.
Nah, mungkin masih ada hal-hal lain terkait brainstorming yang belum tersampaikan di sini. Masukan dan tambahan dari pembaca sangat dibutuhkan.
Bersambung (insya Allah)
#Lanjut kerja lagii